Tuli Akibat Suara Keras karena Mengengarkan Musik dari Headset

Hati-hati dengan tuli akibat suara keras, terutama bagi Anda yang sering sekali mendengarkan musik mengggunakan headset. Jangan pernah mengabaikan mengenai hal ini.

Memang sangat menyenangkan ketika Anda mendengarkan musik berisik dengan volume keras dan menempel di telinga Anda. Bahkan terkadang dengan suara berisik dari musik melalui headset, mampu menghilangkan stres.

Namun, jika Anda melakukannya terlalu lama dan bahkan setiap hari, bisa menjadi tuli karena suara keras. Ini memang terjadi di masyarakat dan Anda harus menghindarinya agar tidak berakibat fatal nantinya.

Apa yang Dimaksud dengan Tuli Akibat Suara Keras?

Mendengarkan musik atau menonton video melalui headset memang lebih mantap dan Anda hanya fokus pada suara tersebut. Namun, jangan terlalu berlebihan apalagi menggunakan volume super keras.

Jika Anda melakukan hal tersebut setiap hari, hati-hati nanti bisa tuli akibat suara keras. Ini bukan hanya menakut-nakuti saja, tapi sudah ada korban yang mengalaminya.

Kondisi orang yang tuli karena suara bising atau keras disebut juga NHL. Apa itu NHL? NHL adalah Noise-induced Hearing Loss atau dalam bahasa Indonesia adalah tuli akibat suara bising atau keras.

Situasi ini merupakan gangguan pendengaran yang diakibatkan rusaknya struktur sensitif pada telinga. Suara yang sangat keras dan diterima oleh telinga, bisa menyebabkan NHL meski Anda mendengarkannya dalam waktu singkat.

Anda harus tahu bahwa NHL ini bisa saja terjadi dalam waktu singkat setelah Anda mendengarkan suara super berisik dan struktur pada telinga rusak seketika.

Akan tetapi, situasi lainnya bisa terjadi dalam waktu lama, tergantung dari ketahanan struktur sensitif dari telinga sang penderita.

Anda mungkin tidak sadar sedang mengalami tuli akibat suara keras di waktu dekat. Akan tetapi, selang beberapa hari, mungkin telinga suara di sekitar Anda mulai meredup volumenya hingga benar-benar tidak bisa didengar.

Situasi ini bisa terjadi kepada siapa saja. Bisa anak-anak, remaja, dewasa dan juga orang tua. Untuk itu, jika mendengarkan sesuatu menggunakan headset, ada baiknya menggunakan volume sedang.

Tanda-Tanda dari Tuli Akibat Suara Keras

Hati-hati dengan tuli akibat suara keras, terutama bagi Anda yang sering sekali mendengarkan musik.

Ketika ada seseorang mengalami tuli akibat suara keras, pasti memberikan tanda-tandanya yang membuat penderita merasa tidak nyaman.

Tuli karena suara bising atau keras yang berasal dari musik, mungkin saja tidak terjadi pada kedua telinga. Bisa saja di waktu saat ini telinga kiri dulu dan beberapa waktu kemudian menyusul telinga kanan atau sebaliknya.

Mungkin terdengar sepele, hanya karena mendengarkan musik dalam volume keras melalui headset tapi bisa tuli. Namun, hal itu bisa terjadi pada siapa saja.

Gejala atau tanda-tanda yang umum terjadi pada penderita tuli karena bising dari musik adalah kesulitan mendengar pada suara dengan frekuensi tinggi. Lama-kelamaan sudah tidak bisa mendengar pada suara dengan frekuensi rendah.

Jika mengutip dari National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, paparan suara keras yang terus-menerus diperdengarkan, mampu mengganggu pendengaran sementara selama 16 hingga 48 jam.

Namun, meski tuli akibat suara keras pendengaran bersifat sementara, namun kerusakan pada indera pendengaran bisa berlangsung pada jangka waktu panjang.

Kemudian tanda-tanda lain bahwa seseorang mengalami gangguan pendengaran akibat suara keras adalah telinga yang berdenging dalam frekuensi yang sangat sering.

Penderita juga akan sering meminta lawan bicaranya untuk mengulang perkataan karena tidak dapat menangkan suara secara jelas. Lalu, untuk kasus yang diderita anak-anak, terkadang keluar cairan kental dari telinga dan tidak bisa merespon suara.

Tips Agar Terhindar dari Tuli Akibat Suara Keras

Lalu bagaimana caranya agar bisa terhindar dari gangguan pendengaran akibat suara yang keras? Pertama, setiap mendengarkan musik dengan headset, Anda harus batasi volumenya. Paling tinggi 60 saja dan jangan lebih dari itu. Jika terlalu tinggi, nanti akan berdampak buruk untuk pendengaran Anda.

Kedua, Anda juga harus membatasi waktu mendengar musik per harinya. Gunakan rumus 60/60, yaitu 60 menit atau satu jam per hari untuk mendengarkan musik dengan menggunakan volume maksimal 60 saja.

Memang mendengarkan musik tidak bisa hanya 60 menit saja, apalagi yang memiliki hobi mendengarkan musik. Tapi usahakan jangan berlebihan agar pendengaran Anda tidak terganggu.

Dan ketiga atau yang terakhir adalah dengan memilih headset yang tepat dan jangan asal murah. Salah satu penyebab Anda menaikkan volume sampai 100% karena suara dari luar masih terdengar.

Untuk itulah, pilih headset yang memiliki fitur peredam suara atau noise limiter. Dengan begitu, Anda bisa mendengarkan musik dengan nyaman dan tenang karena tidak mendengar suara dari luar.

Tidak hanya mendengarkan musik, menonton video atau film juga harus menggunakan aturan tersebut agar kesehatan pendengaran Anda tetap terjaga.

Pendengaran adalah indera manusia yang cukup penting, maka dari itu jangan merusaknya demi kesenangan sesaat. Jangan biarkan Anda mengalami tuli akibat suara keras, hanya karena sering mendengarkan musik atau video dari headset.

Related Posts