Peristiwa Penculikan Rengasdengklok yang Perlu Diketahui
Indonesia memiliki ratusan sejarah sebelum kemerdekaan yang salah satunya adalah peristiwa penculikan Rengasdengklok. Pastinya Anda sudah belajar tentang salah satu event bersejarah di dalam kemerdekaan Indonesia ini bukan?
Sebelum bisa merdeka seperti saat ini Indonesia memiliki sejarah yang cukup kelam. Di mana rakyat Indonesia merakasan penjajahan selama kurang lebih 350 tahun oleh belanda dan 3,5 tahun oleh Jepang yang awalnya dianggap sebagai penyelamat.
Namun dengan semangat persatuan serta kesatuan kita akhirnya bisa melawan penjajahan serta berhasil menjadi negara mandiri yang terbebas dari belenggu penjajahan. Untuk bisa mendapatkan kemerdekaan masyarakat kita melewati berbagai macam peristiwa salah satunya adalah Rengasdengklok.
Alasan Terjadinya Peristiwa Penculikan Rengasdengklok
Persitiwa Rengasdengklok merupakan salah satu dari deretan peristiwa penting sebelum kemerdekaan Indonesia. Berbagai macam upaya yang dilakukan oleh Ir. Soekarno dan kawan-kawan akhirnya akan segera membuahkan hasil berupa kemerdekaan dari negara Indonesia.
Mendekati kemerdekaan Indonesia diduduki oleh Jepang yang pada awal kedatangannya dianggap sebagai salah satu penyelamat dari kekejaman Belanda. Pada kenyataannya ternyata Jepang lebih kejam terhadap masyarakat Indonesia.
Peristiwa penculikan Rengasdengklok terjadi setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu karena dua kota besar di Jepang yaitu Hiroshima dan Nagasaki dibombardir oleh sekutu. Menyadari kekurangan kekuatan, akhirnya Jepang memutuskan untuk memulangkan seluruh pasukannya yang ada di negara jajahan termasuk Indonesia.
Berita kekalahan Jepang langsung menyebar dengan cepat ke Sutan Syahrir yang termasuk ke dalam golongan muda. Mendekati kemerdekaan para pejuang Indonesia terbagi menjadi kedua golongan yaitu golongan muda serta golongan tua.
Golongan tua menganggap bahwa Jepang sudah menjanjikan kemerdekaan Indonesia sejak awal kedatangannya. Mereka juga berasumsi jika kita mendahului perintah Jepang bisa saja terjadi pertumpahan darah yang tentunya sangat merugikan masyarakat Indonesia.
Peristiwa penculikan Rengasdengklok sendiri merupakan buntut dari perbedaan pendapat dari kedua golongan. Di mana golongan tua menunggu kemerdekaan yang akan diberikan oleh Jepang.
Sedangkan golongan muda ingin Indonesia merdeka tanpa adanya campur tangan dari Jepang. Mendengar berita tersebut Sutan Syahrir serta golongan muda lainnya mengadakan rapat di daerah Pegangsaan Timur.
Jakarta membahas mengenai proklamasi kemerdekaan. Dalam rapat tersebut golongan muda menyepakati bahwa kemerdekaan Indonesia adalah keputusan rakyat Indonesia, bukan Jepang.
Hasil Peristiwa Penculikan Rengasdengklok
Hasil rapat dari golongan muda semakin membuat hubungan antar kedua kubu semakin tegang. Bahkan pada malam harinya para golongan muda yaitu Wikana dan Darwis diutus untuk bertemu dengan Soekarno selaku golongan tua untuk mendesak agar segera dilakukan proklamasi kemerdekaan.
Bahkan golongan muda berani mengancam bahwa akan ada pertikaian jika keinginan mereka tidak segera dilakukan. Wikana serta Darwis mengancam Soekarno dan Hatta apabila pada 16 Agustus 1945 proklamasi belum dilakukan maka akan terjadi konflik besar.
Sementara itu golongan tua memiliki pendapat lain yaitu proklamasi kemerdekaan akan dirundingkan terlebih dahulu dengan PPKI. Karena tidak juga digubris, golongan muda akhirnya mencetuskan ide yang sekarang disebut sebagai peristiwa penculikan.
Peristiwa penculikan Rengasdengklok merupakan peristiwa penculikan atau penjemputan secara paksa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok di Karawang, Jawa Barat. Hal ini juga dilakukan untuk menjauhkan Soekarno dan Hatta dari pengaruh Jepang.
Ketegangan antar golongan tua serta muda berakhir setelah Achmad Soebardjo yang merupakan golongan tua, diutus untuk menjemput Soekarno dan Hatta. Selain itu golongan tua juga akhirnya menjamin proklamasi kemerdekaan akan diadakan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta.
Mendengar kabar tersebut golongan muda juga akhirnya setuju untuk kembali memulangkan Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta, mereka langsung mengadakan rapat persiapan kemerdekaan di rumah Laksamana Maeda untuk menyusun naskah Proklamasi.
Rumah Laksamana Maeda sendiri dipilih sebagai salah satu tindakan preventif agar pihak tentara Jepang tidak mencurigai apa yang sedang Soekarno dan golongan muda lakukan. Rapat berjalan dengan cukup kondusif sampai terciptanya naskah proklamasi.
Pembacaan Naskah Proklamasi Setelah Peristiwa Penculikan Rengasdengklok
Penculikan Soekarno dan Hatta seakan berlangsung begitu cepat, akhirnya sampai juga kita pada detik-detik proklamasi. Naskah proklamasi yang disusun oleh seluruh anggota golongan tua dan muda yang hadir diwakili oleh Soekarno dan Hatta siap untuk dibacakan pada keesokan harinya.
Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno serta Hatta membacakan naskah proklamasi pada pukul 10.00 pagi. Momen bersejarah bagi negara Indonesia ini diadakan di Jalan Pegangsaan Timur nomor 65, Jakarta dan disaksikan oleh banyak sekali orang termasuk para tentara Jepang yang sedang berjaga.
Berita kemerdekaan menyebar dengan luas ke seluruh wilayah di Indonesia menggunakan media radio dan juga penyebaran pamflet menggunakan pesawat. Seluruh masyarakat yang mengetahui berita ini sangat berbahagia karena tidak akan lagi merasakan penderitaan penjajahan.
Akhirnya setelah 350 tahun lebih tersiksa karena belenggu penjajahan dari Belanda dan Jepang, Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaannya. Diantara deretan peristiwa bersejarah tersebut ada salah satu peristiwa yang ikonik yaitu peristiwa penculikan Rengasdengklok.