Ketahui Sejarah Makam Raja Imogiri Bantul beserta Misterinya
Makam Raja Imogiri Bantul bisa dikatakan sebagai salah satu destinasi wisata religi yang banyak dikunjungi. Terutama bagi Anda yang ingin mengunjungi wisata Kebun Buah dan Hutan Pinus, Mangunan karena masih berada dalam satu rute jika ditempuh dari arah kota Bantul, atau Jogja kota.
Mungkin banyak orang bertanya apa menariknya berkunjung ke makam? Pertama tentu adalah ikut mendoakan leluhur yang memang dikebumikan ditempat tersebut. Selanjutnya adalah sekaligus belajar dan menambah wawasan. Untuk mengetahui jawabannya maka simak ulasan detail dibawah ini.
Makam Raja Imogiri Bantul, Rumah Peristirahatan Raja Mataram
Sejarah Indonesia memang sangatlah panjang. Sebelum meraih kemerdekaan dan menjadi sebuah negara republik, Indonesia terbagi ke dalam beberapa wilayah kerajaan. Beberapa diantaranya adalah Kerajaan Mataram.
Alasan sampai saat ini makam Raja Imogiri Bantul masih selalu ramai dikunjungi adalah karena tempat ini tidak hanya sekedar makam biasa saja. Namun merupakan kompleks pemakaman raja – raja Mataram, Kasultanan Yogyakarta dan juga Kasunanan Surakarta.
Artinya jika ditelusuri lebih dalam, pemakaman satu ini memiliki nilai kebudayaan dan sejarah serta berkaitan dengan masa lampau. Sehingga bisa dikatakan bahwa berkunjung ke tempat ini tidak hanya sekedar ziarah kubur saja, namun juga bisa sekaligus belajar tentang sejarah maupun budayanya.
Ditempat ini anda tidak hanya disuguhi dengan kompleks pemakaman saja, namun juga dapat melihat pemandangan sekitar. Kompleks makan berlokasi diatas perbukitan di mana perkiraannya sekitar 100meter. Sehingga pemandangan sekitar area makam akan terlihat saat Anda mencapai puncak.
Sejarah Singkat Makam Raja Imogiri Bantul
Bagi warga Bantul, Yogyakarta sebenarnya kompleks pemakaman di mana berada di Pajimatan, Imogiri ini sudah sangat populer. Bahkan di hari – hari biasa pun masih selalu ada pengunjung yang datang. Meskipun memang tidak akan seramai ketika ada event yang diselenggarakan.
Makam Raja Imogiri Bantul sendiri dibangun pada tahun 1632 atas perintah Sultan Agung Hanyakrakusuma, di mana beliau juga menjadi orang pertama disemayamkan di makam tersebut.
Tempat ini awalnya memang khusus untuk pemakaman keluarga Kerajaan Mataram. Namun seiring dengan berjalannya waktu, disini juga menjadi tempat peristirahatan untuk keluarga Kasultanan Yogyakarta dan juga Kasunanan Surakarta.
Untuk masuk ke area makam, harus melewati 3 gapura di mana ternyata memiliki filosofi tersendiri yaitu menggambarkan tentang kehidupan saat berada di dalam kandungan (rahim), ketika lahir di dunia (duniawi) dan juga setelah meninggal (alam kubur).
Kompleks pemakaman ini memiliki arsitektur yang didominasi oleh batu bata merah. Untuk desainnya sendiri merupakan gabungan antara arsitektur yang menggambarkan Hindu, Islam dan juga Jawa. Di mana kini bisa dikatakan sebagai simbol sejarah dan tentunya harus dilestarikan.
Fakta Unik Tentang Makam Raja Imogiri Bantul
Terdapat beberapa fakta unik yang perlu dipahami sebelum berkunjung tempat ini, di antaranya adalah sebagai berikut ini:
1. Wajib Mengenakan Pakaian Khusus
Jika Anda berpikir berkunjung ke tempat ini bisa sembarangan, maka anggapan tersebut salah. Karena merupakan tempat persemayaman raja – raja jaman Mataram dan juga Kasultanan Yogyakarta maupun Kasunanan Surakarta, maka tata krama Kejawen tetap dijunjung tinggi ditempat tersebut.
Terutama bagi pengunjung yang secara khusus ingin ziarah masuk ke kompleks utama diwajibkan mengenakan pakaian adat Jawa terlebih dahulu. Bagi pria diwajibkan mengenakan pakaian adat Jawa yaitu surjan dan jarik beserta blangkon, mirip dengan pakaian yang dikenakan oleh para abdi dalem keraton (pria).
Sedangkan untuk wanita, diwajibkan mengenakan kemben atau jarik yang dililitkan ke tubuh sampai ke bagian dada saat berkunjung ke makam Raja Imogiri Bantul. Sehingga bagian bagian bahu terlihat. Mirip dengan pakaian yang dikenakan oleh emban atau abdi dalem keraton (wanita).
2. Etika Kunjungan Ada Aturannya
Jika ingin masuk ke dalam area makam, tidak bisa setiap hari karena memang hanya diijinkan ketika hari Minggu, Senin dan juga Jumat saja. Untuk jam kunjungnya dimulai jam 10 (pagi) – 1 (siang).
Saat Ramadhan atau bulan puasa, tempat ini tutup. Namun ketika memasuki 1 Syawal, maka kembali dibuka. 3 hari setelah Hari Raya Idul Adha juga dibuka. Semuanya karena bertepatan dengan hari libur dalam kalender Islam.
Selain itu ketika berada di dalam kompleks pemakaman pengunjung dilarang untuk berfoto. Namun ketika di luar, masih diperbolehkan. Sehingga sangat disarankan pengunjung untuk selalu bertanya terlebih dulu pada petugas atau juru kunci sebelum melakukan sesuatu demi menjaga etika kesopanan.
3. Memiliki Event Khusus
Setiap hari Selasa dan Jumat Kliwon bulan Suro dalam kalender Jawa akan diadakan ritual tahunan yaitu bernama nawu enceh. Di mana ritual akan diawali dengan kirab yang dilakukan oleh para abdi dalem, baik dari Kasultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta dan juga warga.
Kirab makam Raja Imogiri Bantul akan dimulai dari Kecamatan Imogiri hingga ke kompleks pemakaman. Kemudian akan dilanjutkan dengan nguras enceh atau gentong serta doa bersama (tahlilah) untuk para leluhur yang sudah wafat.
Terdapat juga sesaji yang dikumpulkan oleh para warga sekitar. Air kurasan gentong konon katanya memiliki banyak manfaat sehingga banyak warga yang antusias untuk meminta air kurasan tersebut.
4. Misteri Anak Tangga
Terdapat sebuah misteri di mana setiap pengunjung yang datang dan naik sambil menghitung anak tangga, maka hasilnya tidak akan pernah sama. Hal ini dialami oleh banyak orang hingga menjadi salah satu mitos menarik dari area pemakaman tersebut.
Dengan latar belakang sejarah yang kompleks, maka tidak mengherankan jika Indonesia memiliki banyak wisata budaya dan sejarah. Sehingga tidak hanya sekedar piknik saja namun juga sekaligus menambah nilai edukasi. Salah satunya bisa didapatkan ketika mengunjungi makam Raja Imogiri Bantul ini.